Perbandingan Ma'rifah Bagi Awam dan Salik, Wali dan 'Arifin

Saudaraku ketahuilah, Walaupun seluruh, jin, manusia dan makhluk lainnya tinggal dalam satu planet yang sama, diantara mereka tetap ada perbedaannya.  Dalam dunia ma'rifat berbedanya derajat pegenalan kepadaNya  menjadikan berbeda alam kehidupan di antara mereka. Perbedaan yang kami maksudkan adalah perbedaan dalam ketauhitan, pandangan hidup, cara hidup, sikap dan sebagainya. Orang awam tidak pernah dapat hidup dengan cara kehidupan mereka pada tingkatan salik, dan sebaliknya para salikpun  juga tidak lagi dapat hidup dalam cara, prinsip, ketauhitan mereka awam. Setiap derajat ma'rifah dianugerahi oleh Allah SWT atmosfer kehidupannya masing-masing.  Para salik tidak akan dapat berteman lebih dekat dengan mereka di derajat awam disebabkan atmosfer kehidupan yang berbeda, dan bagi yang awampun tidak dapat menerima kehadiran mereka para salik berada sekitarnya, karena cara kehidupan mereka yang terlihat begitu asing dan berbeda.   Ibarat makhluk laut yang tidak pernah dapat hidup di ketinggian daratan dengan makhluk daratan yang tidak pernah dapat hidup di dasar lautan. Prinsip para 'Arifin menyalahi dengan mereka Muqarrabin, dan mereka Muqarrabin menyalahi dengan mereka salik, begitulah seterusnya. Esensi perbedaan dikarenakan berbedanya kadar ma'rifah mereka kepada Allah SWT.  Berikut kami rangkumkan beberapa contoh berbedaan diantara Awam dan Salik, Wali dan 'Arifin sebagai berikut:

1. Perbandingan Awam dan Salik

Awam: Berpegang kepada amal
Salik: Tidak berpegang kepada amal

Awam: Kadar harap kepada Allah fluktuatif
Salik: Selalu tetap harap Kapada Allah SWT

Awam: Menganggap apa yang sudah terjadi, sedang terjadi atau yang akan terjadi semuanya perbuatan Allah yang disebabkan oleh makhluk atau amal-amalnya makhluk.
Salik: Merasakan apa yang sudah terjadi, sedang terjadi atau yang akan terjadi semuanya atas kehendak & perbuatan Allah semata. Tanpa menjadi makhluk sebagai penyebab sebelumnya.

Awam: Beribadat karena berharap memperoleh pahala guna mendapatkan surga dan terhidar dari siksa neraka.
Salik: Beribadat semata karena ingin selalu dekat dengan  Allah SWT, tuhan yang dicintai.

Awam: Hidup adalah ajang perlombaan guna memperoleh keselamatan.
Salik: Hidup adalah untuk mengabdi kepada tuhan yang dicintai, Allah SWT.

2. Perbandingan Ma’rifahnya Wali (Muqarrabin) dan ‘Arifin (Musyahidun)

Wali: Segala perbuatan milik Allah.
‘Arifin: Segala gerak milik Allah.

Wali: Apabila didatangkan berbagai   kemudharatan seperti kelaparan, penyakit, mara bahaya, bala, mereka tidak pernah merasa takut dan gelisah. Karena berbagai kemudharatan tersebut datangnya dari perbuatan Allah, yang mana mereka melihatnya (kasyaf) dan ridha karenaNya. Mereka meningalkan berharap sesuatu kepadaNya, karena ridha kepada apapun dari ketetapannya.
‘Arifin: Apabila mendapati kemudharatan, kesenangan atau apapun itu, mereka tidak melihatnya sebagai suatu bentuk perbuatan.  ‘Arifin melihat itu adalah gerak diri Allah SWT.  Kalaupun mereka merasa takut dan gelisah, maka gerak takut dan gerak gelisah adalah gerak Allah SWT. Karena segala gerak berasal dari gerak wujud yang satu, yaitu wujud Allah SWT.

Wali: Merasakan cinta yang bersangatan kepada Allah SWT.
‘Arifin: Tidak lagi merasakan cinta, hanya merasakan damai dalam keesaan wujudNya.

Wali: Masih merasakan adanya keberadaan makhluk di sekitarnya.
‘Arifin: Tidak merasakan lagi adanya keberadaan makhluk disekitarnya.

Wali:  Merasakan wujud diri dan  lainnya adalah wujud yang terpisah dari wujud Allah.
‘Arifin: Merasakan diri dan lainnya adalah berasal dari wujud yang satu, wujud  Allah SWT.

Allah SWT maha menghendaki atas segala sesuatu, rangkuman di atas menunjukkan bahwa hal yang dianggap benar oleh tingkatan ma'rifah tertentu, tidak otomatis menjadi kebenaran juga di derajat ma'rifah yang lain. Oleh karenanya menghadapi hal yang demikian diperlukan toleransi untuk dapat mengerti dan memahami hal ihwal manusia pada derajat ma'rifahnya masing-masing.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar